Muzium
Samudera ini merupakan usaha berkesinambungan perbadanan Muzium Melaka (PERZIM)
untuk menyingkapkhazanah peradaban silam.Melaluinya,kedudukan Melaka sebagai
sebuah negeri yang penting di dalam sejarah kesamuderaan dan perdagangan
maritim,diserlahkan.Muzium ini ditempatkan di bangunan gudang lama Guthrie
bersebelahan replika kapal Portugis(Nau).
Muzium ini
berteraskan “Alam Samudera dan Kemanusiaan”,antara lain mencerminkan bagaimana
manusia menguruskan dan memanfaatkan samudera.Pamerannya berkonsepkan proses
ketamadunan dan perubahan teknologi yang berkembang seiring dengan arus
pembangunan negara.
Menginsafi kepentingan alam samudera terhadap
makhluk sejagat,PERZIm merasakan sewajarnya khazanah-khazanah dan kekayaan alam
yang ada di samudera ini,dipertontonkan kepada umum.Muzium Samudera ini
ditubuhkan demi menilai dan menghargai keindahan dan keunikan alam samudera di
samping menghayati kuasa Illahi.Persoalan mengenai rahsia dan misteri
samudera,di samping peranannya mewarnai peradaban manusia mungkin terjawab di
sini.
A Background
to the Maritime Museum
The museum represents
a continous effort by Malacca Museums Corporation (PERZIM)to unveil the past
heritage.Though such endeavour ,the position of Melaka in the maritime history
and the seabome trade is depicted.The museum is housed in the building which
was formely a Guthrie’s godown,next to the replica of the Portugese Nao.The
concept of this museum is ‘Ocean and The Mankind”.It depicts how human being
perceived aand derived benefits from the seas.The Museum’s displays reflect the
concept in which civilization and technological change flourish in line with
the development of the nation.
In view of
the importance of the ocean to mankind universally,PERZIM is commited to
present the public the oceanic realm with their beauty and uniqueness,besides
testifying to the greatness of ALLAH.
The question
and solutionto the sacret and mystery of the seas and their contribution to the
civilization of the mankind may be answered by the visit to this particular
museum.
Pandangan Sisi |
No comments:
Post a Comment